August 19, 2022

Memahami Kegunaan Oximeter dan Pentingnya bagi Pasien Covid-19 yang Menjalani Isolasi Mandiri

Di masa pandemi Covid-19, istilah oximeter mungkin sudah tidak asing lagi bagi Anda. Tidak hanya dapat ditemukan di rumah sakit, alat pengukur saturasi oksigen ini juga dapat dengan mudah dibeli sendiri, dan digunakan di rumah. Lantas, apakah pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri perlu memiliki oksimeter di rumah? Kondisi apa saja yang mungkin membutuhkan alat ini?

Orang yang memiliki penyakit pernapasan kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), biasanya dianjurkan untuk memiliki oksimeter di rumah untuk mencegah perburukan (eksaserbasi) penyakit. Selain itu, oximeter juga biasanya digunakan untuk menilai seberapa baik obat paru-paru bekerja, mengevaluasi apakah seseorang membutuhkan bantuan pernapasan dan mengevaluasi seberapa efektif penggunaan ventilator.

Cara menggunakan oximeter sangat mudah dan praktis. Anda cukup menjepitkan alat ini pada salah satu jari tangan. Ketika jari tangan dijepitkan pada oximeter yang telah dinyalakan, sensor pada alat saturasi oksigen ini akan mulai menghitung kadar oksigen yang dibawa oleh darah ke seluruh tubuh. Nantinya, pada monitor oximeter akan terlihat tulisan PRbpm, yang mengindikasikan detak jantung Anda. Umumnya, detak jantung normal orang dewasa berkisar antara 60-100 kali per menit. Sementara itu, pada sisi lain monitor akan menunjukkan hasil pengukuran kadar oksigen dan detak jantung. Anda akan mendapatkan nilai %SpO2 yang menunjukkan saturasi oksigen, alias kadar oksigen dalam darah Anda.

Saturasi oksigen normal dalam darah seharusnya berada di angka 95% atau lebih. Jika kurang dari angka tersebut, bahkan hingga angka 92%, kemungkinan besar Anda mengalami hipoksia, alias kekurangan oksigen. Perlu diketahui bahwa hipoksia merupakan kondisi serius yang dapat mengakibatkan gagal fungsi organ hingga menyebabkan kematian.

.Dengan pemantauan kadar oksigen secara rutin, Anda bisa segera mengantisipasi jika terjadi penurunan kadar oksigen dalam tubuh. Pasalnya, kekurangan oksigen dalam darah dapat menyebabkan komplikasi yang bisa berujung kematian. Penanganan sedini mungkin dapat membantu mencegah kemungkinan terburuk dari komplikasi.

Jika kondisi ini terjadi, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis. Anda juga bisa menggunakan oksigen portabel atau alat bantu nafas sederhana selama di perjalanan menuju rumah sakit untuk mencegah perburukan.

sumber: www.sehatq.com