Mengenal Pindapata: Tradisi Sakral Umat Buddha Menjelang Hari Waisak
Waisak menjadi momen refleksi dan pengamalan ajaran Buddha, salah satunya melalui tradisi Pindapata pemberian derma kepada para Bhikkhu. Menjelang Waisak, umat Buddha menanti para Bhikkhu di jalan atau vihara untuk memberikan makanan, obat-obatan, dan jubah sebagai wujud cinta kasih dalam ajaran Dhamma.
Tradisi Pindapata yang diwariskan secara turun-temurun masih dilestarikan di negara-negara seperti Thailand, Kamboja, Myanmar, Sri Lanka, dan Indonesia. Namun, pelaksanaannya mulai menurun karena terbatasnya jumlah Bhikkhu dan rendahnya pemahaman umat terhadap tata cara tradisi ini.
Secara etimologis, Pindapata berasal dari bahasa Pali, yakni "pinda" (makanan) dan "patta" atau "patra" (mangkuk yang digunakan Bhikkhu). Dahulu, patta terbuat dari kulit pohon yang dikeringkan, namun kini umumnya dibuat dari logam seperti tembaga, kuningan, atau aluminium agar lebih tahan lama.
Manfaat Pindapata
Tradisi sakral Pindapata mengandung nilai-nilai luhur seperti kerendahan hati, kesederhanaan, dan pelepasan dari hal-hal duniawi. Prosesi ini mendorong umat Buddha untuk berbuat kebajikan, menumbuhkan semangat berdana, serta mempererat hubungan antara umat dan Bhikkhu.
Prosesi Pindapata
Tradisi ini diawali dengan sembahyang di klenteng, diikuti pelafalan paritta, sutta, dan gatha oleh para Bhikkhu untuk memohon perlindungan selama prosesi. Setelah itu, para Bhikkhu berjalan kaki dengan kepala tertunduk, membawa patta untuk menerima derma dari umat.
Bhikkhu dengan masa penahbisan (vassa) terlama berada di barisan depan, diikuti oleh Bhikkhu lainnya. Makanan yang diberikan umat dimasukkan ke dalam patta tanpa permintaan dari para Bhikkhu, karena mereka tidak diperbolehkan meminta secara langsung. Makanan tersebut akan disantap bersama setelah kembali ke vihara.
Makna Pindapata
Pindapata bukan sekadar ritual seremonial, melainkan bagian dari praktik spiritual yang mencerminkan nilai sanghadana, yaitu penghormatan murid kepada guru (Bhikkhu). Tradisi ini juga merupakan bentuk katannukatavedi, yaitu kesadaran untuk membalas budi atas kebaikan yang telah diterima.
Bagi umat Buddha, memberikan dana dalam bentuk makanan, obat-obatan, atau kebutuhan lain kepada para Bhikkhu merupakan ladang kebajikan sekaligus bentuk syukur dan kasih kepada sesama.
Kapan Sebaiknya Pindapata Dilakukan?
Pindapata tidak boleh dilakukan malam hari karena:
- Malam hari dianggap kurang tepat bagi Bhikkhu untuk menerima sumbangan makanan saat perjalanan.
- Kegelapan berisiko membahayakan Bhikkhu, seperti terjatuh ke lubang kakus, saluran air, menabrak semak berduri, atau hewan yang sedang tidur.
- Risiko bertemu penjahat yang sedang atau baru melakukan kejahatan meningkat.
- Potensi godaan seksual lebih besar di malam hari.
- Pernah terjadi Bhikkhu disangka makhluk halus oleh seorang perempuan saat berjalan di malam gelap, hingga mendapat kata-kata kasar.
Buddha sendiri hanya makan sekali sehari, merasa cukup dan sehat. Beliau menganjurkan pola makan sederhana, secukupnya, dan menjauhi kerakusan demi kesehatan.
Pemilihan waktu makan sebelum tengah hari berkaitan dengan budaya India kuno, di mana para petapa, termasuk Sangha Gotama dan kelompok pertapa lainnya, terbiasa menerima sumbangan makanan sebelum siang hari.
Apa yang Diberikan saat Pindapata
Masih banyak yang belum mengetahui apa saja yang dapat diberikan dalam tradisi Pindapata. Secara umum, terdapat empat kebutuhan pokok Bhikkhu yang dapat didanakan, yaitu jubah (civara), makanan (ahara), tempat tinggal (senasana), dan obat-obatan (bhesajja).
Sesuai aturan, Bhikkhu tidak diperbolehkan menerima uang untuk kepentingan pribadi atau terlibat dalam perdagangan dan barter. Namun, dana berupa uang dapat disalurkan untuk kepentingan pendidikan, pembinaan umat, serta kebutuhan vihara seperti buku dan fasilitas penunjang.
Sumber:
- "Mengenal Tradisi Pindapata Jelang Hari Raya Tri Suci Waisak" https://www.detik.com/jatim/budaya/d-7908472/mengenal-tradisi-pindapata-jelang-hari-raya-tri-suci-waisak.
- Pengertian Tradisi Pindapata untuk Sambut Perayaan Hari Raya Waisak, https://www.tribunnews.com/nasional/2025/05/05/ pengertian-tradisi-pindapata-untuk-sambut-perayaan-hari-raya-waisak.
- https://kumparan.com/berita-hari-ini/ragam-tradisi-waisak- di-indonesia-pindapata-hingga-puja-lentera-22mA5le4ycc/full.
- https://tirto.id/apa-itu-pindapata-waisak-2025-jadwal-pelaksanaannya-hbpZ.
- https://yba.or.id/jmengapa-pindapata-tidak-boleh-di-malam-hari/