May 21, 2025

Bagaimana Pola Pikir Uang Dibentuk dari Kecil?

Banyak dari kita baru belajar soal keuangan pribadi ketika sudah dewasa dan melewati masa-masa sulit seperti bingung mengatur gaji, banyaknya pengeluaran atau mulai berpikir soal investasi. Padahal, pola pikir terhadap uang sebenarnya sudah mulai terbentuk sejak masa kanak-kanak loh! Bahkan sebelum kita sadar bahwa "uang" itu sesuatu yang penting. Nah, bagaimana cara kita berpikir tentang uang terbentuk sejak kecil? Simak informasinya:

1. Pengaruh Keluarga sebagai Lingkungan Finansial Pertama

Anak-anak menyerap kebiasaan dan nilai dari orang tua mereka, termasuk cara melihat dan memperlakukan uang. Bila orang tua cenderung boros, anak kemungkinan akan menganggap konsumtif sebagai hal yang biasa. Sebaliknya, jika orang tua menerapkan kebiasaan menabung, berdiskusi soal anggaran, atau menjelaskan perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, anak akan lebih mungkin memiliki kecerdasan finansial yang sehat di masa depan.

2. Pembiasaan vs Pendidikan Formal

Di banyak negara, termasuk Indonesia, pendidikan finansial belum menjadi bagian utama kurikulum. Akibatnya, mayoritas anak-anak hanya belajar dari kebiasaan yang mereka lihat di rumah. Hal ini bisa menjadi tantangan jika keluarga tidak memiliki pemahaman keuangan yang sehat. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengajak anak berdiskusi ringan tentang uang, seperti memberi uang jajan yang disertai tanggung jawab dan melibatkan anak dalam kegiatan belanja sederhana.

3. Pengaruh Media dan Lingkungan Sosial

Anak-anak yang tumbuh di era digital lebih cepat terpapar gaya hidup konsumtif. Iklan mainan, influencer dengan barang-barang mahal, atau tontonan yang memperlihatkan kemewahan dapat membentuk persepsi bahwa "bahagia itu harus punya banyak uang." Tanpa filter atau diskusi kritis, persepsi ini bisa menetap hingga dewasa serta menghasilkan tekanan sosial dan ketidakpuasan finansial yang kronis.

4. Pengalaman Pribadi dan Trauma Finansial

Anak yang tumbuh di keluarga dengan masalah keuangan berat bisa membentuk pola pikir ekstrem seperti terlalu hemat (karena takut kekurangan) atau sebaliknya, impulsif (karena terbiasa melihat uang sebagai sumber konflik). Pola ini bisa menetap sampai dewasa jika tidak disadari dan diolah dengan sadar.

5. Peran Orang Tua dalam Menanamkan Mindset Uang yang Sehat

Membangun pola pikir uang yang sehat sejak kecil tidak berarti menjejali anak dengan istilah investasi atau saham, tapi membentuk sikap dasar seperti menghargai uang sebagai alat, bukan tujuan, membedakan kebutuhan vs keinginan, mengalami keterbatasan sebagai bagian wajar dari hidup dan belajar menunggu. Salah satu cara sederhana adalah dengan memberi celengan, lalu berdiskusi tentang untuk apa uang itu disimpan.

Pola pikir uang tidak terbentuk dalam semalam dan tidak bisa diubah dengan satu seminar motivasi. Ia tumbuh dari pengalaman, kebiasaan, dan nilai yang tertanam sejak kecil. Oleh karena itu, jika kita ingin generasi masa depan lebih cerdas finansial, perubahan perlu dimulai dari rumah melalui percakapan sederhana, contoh nyata, dan lingkungan yang sehat secara finansial. Tidak ada salahnya juga mengenalkan celengan sejak dini, agar lebih bijak untuk menyikapi uang.

Sumber: Kompas & CNBC Indonesia