May 28, 2025

Ragam Tarian Tradisional Sulawesi Selatan: Menggali Kekayaan Budaya dan Ritual Masyarakat

Sulawesi Selatan memiliki beragam tarian tradisional yang mencerminkan kekayaan sosial, suku, budaya, agama, ritual, dan ekonomi masyarakatnya. Tarian-tarian dari Sulawesi Selatan, terutama dari suku Bugis-Makassar, memiliki gerakan yang lembut dan berbeda dari tarian daerah lain di Indonesia.

Sejak zaman dahulu, tarian tradisional di Sulawesi Selatan berfungsi sebagai media komunikasi antara leluhur dan masyarakat. Oleh karena itu, banyak tarian yang memuat cerita atau konsep dengan pesan tersembunyi, bukan sekadar untuk hiburan.

Beberapa tarian bahkan berperan penting dalam upacara adat dan ritual lokal. Berikut ini adalah sejumlah tarian dari wilayah Sulawesi Selatan, beberapa mungkin sudah Anda kenal, sementara yang lain mungkin baru Anda temukan sekarang.

1. Tari Kipas Pakarena

Tari Kipas Pakarena, ikon budaya Sulawesi Selatan dan Warisan Budaya Tak Benda, berasal dari Gowa sejak masa Kerajaan Gantarang. Awalnya, tarian ini melambangkan kesetiaan perempuan Gowa kepada suami, dengan penari yang tampil anggun.

Dulunya digunakan sebagai pemujaan kepada para dewa, kini Tari Kipas Pakarena berkembang menjadi hiburan karena keindahannya. Tarian ini dibawakan oleh empat penari perempuan dengan iringan musik tradisional gandrang dan puik-puik. Setiap gerakannya, seperti putaran searah jarum jam, melambangkan siklus kehidupan manusia.

2. Tari Manimbong

Berbicara tentang Sulawesi Selatan, suku Toraja tak boleh dilupakan. Masyarakat ini masih menjaga adat istiadat dan budayanya, salah satunya melalui Tari Manimbong.

Tari Manimbong dipentaskan dalam acara adat, seperti upacara Rambu Tuka, pernikahan, dan peresmian Tongkonan (rumah adat Toraja) yang baru direnovasi. Tarian ini merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap nikmat yang diterima.

Bagi suku Toraja, Tari Manimbong sering dianggap sebagai ibadah, dengan setiap pertunjukan menyisipkan doa-doa syukur. Tarian ini biasanya dibawakan oleh 20 hingga 30 penari laki-laki, bersamaan dengan Ma’dandan, tari serupa yang dipentaskan oleh penari perempuan.

3. Tari Pattennung

Tarian Sulawesi Selatan sering mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat, salah satunya adalah Tari Pattennung, tarian tradisional suku Bugis. Kata "pattennung" dalam bahasa Bugis berarti "orang yang menenun kain," menggambarkan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran yang diperlukan dalam proses tersebut.

Tari Pattennung biasanya dibawakan oleh enam penari atau lebih, dengan jumlah genap. Gerakan tari dilakukan serempak mengikuti irama musik tradisional.

Para penari mengenakan busana khas Sulawesi Selatan, seperti baju bodo panjang, curak lakba, lipak, dan sabbe (sarung), serta hiasan bangakra, ponto, dan danrante ma'bule. Atribut tambahan yang digunakan adalah sarung lempar. Tarian ini umumnya ditampilkan saat penjemputan tamu, pesta adat, festival budaya, dan perlombaan kesenian.

4. Tari Sere Bissu Maggiri

Tari Sere Bissu Maggiri, yang termasuk dalam Warisan Budaya Tak Benda, berasal dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Tarian ini ditampilkan oleh para Bissu, pendeta dengan identitas gender campuran, dan melibatkan ritual magis.

Dikenal sejak era Raja Bone I, To Manurunge Ri Matajang, tari ini melibatkan 12 Bissu yang menarikan tujuh gerakan bermakna, dipercaya dapat memanggil roh. Para Bissu dianggap kebal terhadap senjata tajam, sehingga atraksi tari ini mencakup menusuk-nusukkan senjata ke tubuh mereka.

Tari ini bersifat magis dan religius, ditampilkan dalam upacara penting seperti Mattompang Arajang dan pernikahan adat, serta untuk menyambut raja dan tamu agung di istana Kerajaan Bone.

5. Tari Pa'bitte Passapu

Tari Pa'bitte Passapu, Warisan Budaya Tak Benda dari suku Ammatoa Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, dikenal sejak zaman bangsawan Makassar yang menyukai sabung ayam sebagai simbol keberanian.

Setelah ajaran Islam masuk dan menganggap sabung ayam sebagai judi, masyarakat menciptakan tari ini sebagai pengganti. Dalam tarian ini, sapu tangan yang disabung menggantikan ayam.

Tari ini sering ditampilkan dalam acara penjemputan tamu atau pernikahan adat, diiringi musik dan nyanyoam. Sulawesi Selatan juga terkenal dengan keindahan laut dan kuliner unik, serta warisan budaya seperti Tana Toraja.

6. Tari Pajoge Maradika atau Tari Bangsawan

Menurut laman Kemendikbud, tari tradisional ini terdiri dari dua jenis: Tari Pajoge Maradika, yang ditarikan oleh enam putri bangsawan diikuti oleh putri raja, dan Pajoge Maradika Nilanti, yang melibatkan tujuh penari saat pelantikan Raja. Musik pengiringnya menggunakan alat musik tradisional Sulawesi Tengah, seperti kakula, gamba, tawa, gimba, dan lalove.

Tari Pajoge Maradika awalnya melibatkan delapan penari, terdiri dari enam dayang, seorang putri sebagai tadulako, dan seorang putra mahkota, sehingga disebut Tari Bangsawan.

7. Tari Salonreng

Tari Salonreng awalnya diciptakan sebagai tarian pemujaan terhadap arwah dewa dan leluhur, menjadikannya sakral bagi masyarakat Makassar. Tarian ini hanya ditampilkan pada upacara-upacara ritual dan tidak boleh dilakukan sembarangan tanpa konteks ritual.

Penari Tari Salonreng biasanya adalah orang dewasa yang sudah berkeluarga. Gerakannya sederhana, menggunakan selendang sebagai properti, dan penari mengenakan baju bodo serta sarung sutra. Iringan musiknya terdiri dari gendang, serunai, dan gong.

8. Tari Ma'badong

Tari Ma'badong adalah tarian kedukaan dari suku Toraja, yang menjadi bagian dari ritual Badong dalam upacara Rambu Solo. Tarian ini bertujuan menghibur keluarga jenazah dan dapat dilakukan oleh keluarga, teman, tetangga, atau orang lain.

Para penari, yang dikenal sebagai pa'badong, menggerakkan seluruh anggota tubuh, mulai dari bahu yang maju-mundur hingga kedua lengan yang diayunkan serentak. Tarian ini dilakukan dalam formasi melingkar, di mana penari saling mengaitkan jari kelingking, biasanya dipimpin oleh Ambe' Badong (laki-laki) dan Indo' Badong (perempuan).

9. Tari Pagoje

Tari Pajoge, berasal dari Bone, Sulawesi Selatan, adalah tarian tradisional yang awalnya untuk hiburan istana. Penari, yang merupakan gadis biasa, menari solo sambil menyanyi dan memilih pasangan dari penonton dengan memberikan daun sirih.

Istilah Pajoge mencakup tiga makna: "joge" (tarian), "pa' joge" (penari), dan pertunjukan itu sendiri. Tarian ini dibagi menjadi Pajoge Makkunrai (ditarikan gadis) dan Pajoge Angkong (ditarikan waria), dengan Pajoge Makkunrai lebih populer.

Gerakan dalam Pajoge Makkunrai meliputi tettong mabborong, mappakaraja, mappasompe, dan ballung. Gerakan ballung menarik perhatian saat penari mendekati penonton, dikawal pangibing yang membawa sekapur sirih untuk penonton yang tertarik.

10. Tari Gandrang Bulo

Tari Gandrang Bulo adalah tarian tradisional dari Sulawesi Selatan yang masih dilestarikan, biasanya ditampilkan saat pesta rakyat. Menurut Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, istilah "Gandrang Bulo" berasal dari "gandrang" (tabuhan) dan "bulo" (bambu).

Tarian ini melambangkan keceriaan, dengan humor yang menghibur penonton, sehingga para penari harus tampil bahagia. Awalnya, Gandrang Bulo hanya diiringi gendang, tetapi kini disertai lagu-lagu jenaka, dialog kritis, dan gerakan tubuh yang mengundang tawa.

Itulah informasi seputar Tarian Tradisional Sulawesi Selatan. Apakah Anda semakin tertarik berkunjung ke Makassar? Ayo luangkan waktu liburan Anda untuk mengunjungi Makassar.

Disamping itu, jika Anda sedang berada di Makassar, jangan lupa untuk berkunjung ke Asuransi Sinar Cabang Makassar. Yuk kunjungi Asuransi Sinar Mas Cabang Makassar pada halaman berikut:

1. Asuransi Sinar Mas Cabang Makassar

2. Asuransi Sinar Mas Kantor Pemasaran Agency Makassar

3. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Pare Pare

4. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Palopo

5. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Gowa

6. Asuransi Sinar Mas Marketing Poin Watampone

Perkuat rasa cintamu pada Indonesia dengan menambah wawasan budaya nusantara di saluran whatsapp ini.

Jelajah Nusantara

Sumber:

  1. "14 Tarian Daerah Sulawesi Selatan, Berikut Makna dan Filosofinya", https://www.detik.com/sulsel/budaya/d-6030303/14-tarian-daerah- sulawesi-selatan-berikut-makna-dan-filosofinya.
  2. https://www.traveloka.com/id-id/explore/destination/tarian-tradisional- sulawesi-selatan-acc/329422.
  3. "5 Tarian Adat Sulawesi Selatan yang Masuk dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda", https://makassar.kompas.com/read/2022/02/21/
    070800378/5-tarian- adat-sulawesi-selatan-yang-masuk-dalam-daftar-warisan-budaya-tak?page=all.